Tonsilitis Atau Amandel, Haruskah Operasi?

Posted by Susant on Juni 10, 2010 · 20 Komentar 

Dimasyarakat pada umumnya, sering kita mendengar jika seorang anak diketahui kena amandel, pasti banyak yang menyarankan untuk operasi. Tapi Sebenarnya pertimbangan apa saja yang harus dipikirkan sebelum dilakukan operasi amandel dan dampak dari operasi tersebut?. Berikut sedikit pengenalan lebih dekat tentang amandel ini dari dr.Junita E,SpA;

Amandel dalam bahasa kedokteran dikenal sebagai tonsil palatina. Tonsil palatina adalah salah satu jaringan limfoid yang terletak pada lekukan tonsil dikedua sudut rongga mulut. Jaringan ini terdiri dari sel-sel darah putih limfosit dan sel-sel lain yang berperan dalam sistem imun (kekebalan tubuh). Oleh karena itu, amandel atau tonsil berfungsi sebagai penangkap dan mengumpulkan benda asing/kotoran dan kuman, serta berperan sebagai benda yang memproduksi antibodi. Dan yang seperti kita ketahui bahwa rongga mulut merupakan rongga yang terbuka terhadap dunia luar dan berhubungan dengan saluran pernafasan dan saluran pecernaan. Kuman, baik Bakteri atau virus serta benda asing lainnya dapat masuk melalui mulut kemudian dapat menyebabkan amandel/tonsil meradang, yang disebut Tonsilitis. Yang terjadi pada tonsil yaitu kemerahan, bengkak, berbenjol,benjol terasa tidak nyaman sampai nyeri, bahkan nyeri tersebut dapat menjalar ke telinga. Dalam keadaan lebih berat, bisa menyebabkan tersumbatnya jalan nafas akibat pembengkakan tonsil. sedangkan kondisi paling umum jika tonsil meradang adalah penderita akan merasakan gejala demam dan kadang disertai nyeri saat menelan. Kekerapan atau seringnya kontak dengan bahan atau kuman yang menimbulkan peradangan dan perubahan daya tahan tubuh tentunya sangat mempengaruhi seringnya terjadi peradangan pada tonsil dan gejala demam.

Kapan Boleh Operasi?

Pemeriksaan tentang tanda dan gejala yang diakibatkan tonsilitis atau amandel meradang sangat menentukan tindakan penanganan yang akan dilakukan. Keputusan pengangkatan amandel melalui operasi (tonsilektomi) pada seorang anak mutlak diperlukan bila terjadi kegawatdaruratan. Yaitu berupa pembengkakan tonsil yang menyebabkan sumbatan jalan nafas, gejala nyeri menelan yang berat, gangguan tidur dan komplikasi jantung-paru, abses pad tonsil dan sekitarnya yang tidak membaik dengan pengobatan medis, timbulnya komplikasi berupa kejang demam atau kondisi yang membutuhkan pemeriksaan jaringan seperti dugaan tumor dan keganasan. Petimbangan lain dilakukan tonsilektomi;

• Jika terjadi 3 kali atau lebih infeksi pada tonsil dalam satu tahun dengan terapi antibiotika yang sesuai oleh dokter
• Peradangan menahun yang tidak membaik dengan pemberian tindakan medis non bedah
• Perdangan tonsil menahun atau berulang pada pembawa bakteri streptococcus yang tidak membaik akibat kebal terhadap antibiotika.
• Sedangkan batasan usia untuk dilakukan operasi amandel masih merupakan perdebatan dikalangan medis. Ada juga literatur yang menyebutkan bahwa usia tidak menentukan boleh tidaknya dilakukan tonsilektomi.

Dampak Operasi amandel

Tonsil memang berperan dalam kekebalan tubuh. Namun, bukan berarti setelah dilakukan tonsilektomi, lantas daya tahan tubuh anak menurun. Sebab berdasarkan riset pada tahun 2003 yang dimuat dalam International jornal Of Pediatric otorhinolaryngology tertulis tdak terdapat perbedaan bermakna pada kekebalan tubuh antara kelompok yang menalani tonsilektomi dibandingkan dengan yang tidak dilakukan tonsilektomi. Pengamatan tersebut dilakukan selama 20 tahun.

Disimpan dalam Kesehatan anak, Problem parenting · Tagged with amandel, amandel anak, dampak tonsilektomi, operasi amandel, tonsilektomi, tonsilitis