Bakteri E-Sakazakii, Susu Formula Dan ASI


Beberapa hari ini selain melihat beritanya dari layar kaca, saya pun menerima beberapa pertanyaan lewat email tentang susu formula berbakteri berbahaya yang bernama E sakazakii. Dan statistik dunia maya pun mendata banyak orang menjelajah internet guna mencari merek-merek ‘susu ber Sakazakii’. Sehingga juga muncul isu-isu beberapa merek Sufor(susu formula) yang diberitakan terkontaminasi, padahal secara resmi IPB, BPOM dan Menkes belum mengumumkan merek susu itu. berkaitan dengan hal tersebut, saya setuju dengan himbauan WHO, FDA dan pemerintah para orang tua tak perlu khawatir dan sibuk mencari merek susu berbakteri. Dengan sedikit penjelasan berikut ini.;

Dari sejarahnya kita harus tahu bahwa sebenarnya semua susu bisa beresiko mengandung susu berbakteri setiap saat mulai dari jaman dulu hingga detik ini. Menurut WHO dan FDA semua susu formula tidak steril dan berisiko terkena bakteri termasuk sakazakii. Namun akan segera mati pada suhu diatas 70 derajat. Beberapa negara maju lainnya telah menetapkan bahwa susu bubuk formula bayi bukanlah produk komersial yang steril. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh pihak lain termasuk BPOM yang menyebutkan bahwa susu bubuk komersial aman, karena semata berbeda dalam sensitifitas dan spesifitas alat dan metoda identifikasinya. Enterobacter sakazakii memang bukan merupakan mikroorganisme normal pada saluran pencernaan hewan dan manusia, Juga dapat ditemukan di beberapa lingkungan industri makanan  (pabrik susu, coklat, kentan, sereal, dan pasta), lingkungan berair, dan sedimen tanah  yang lembab. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) secara rutin menguji dan meneliti sampel beberapa produk susu formula yang beredar di pasaran. Pada 2009, misalnya, BPOM mengambil sebanyak 11 sampel susu formula dan pada 2010 mengambil sebanyak 99 sampel. Tahun 2011, hingga Februari ini, BPOM mengambil sebanyak 18 sampel. Dan menurut Kepala BPOM Kustantinah, hasil pengujian terhadap sampel sejumlah produk tersebut menunjukkan tidak ditemukan adanya cemaran Enterobacter sakazakii. Pengumuman BPOM ini juga sekaligus membantah kabar yang sempat beredar bahwa beberapa merek susu mengandung Enterobacter sakazakii.

Sebenarnya temuan peneliti IPB terhadap 74 sampel susu formula, 13,5 persen di antaranya mengandung bakteri berbahaya tersebut, mungkin tidak terlalu mengejutkan.  Karena, USFDA (United States Food and Drug Administration)  telah melansir sebuah penelitian prevalensi  kontaminasi susu di sebuah negara terhadap 141 susu bubuk formula didapatkan 20 (14 persen) kultur positif  E. sakazakii. Meskipun berbahaya ternyata kejadian infeksi bakteri ini sangat jarang. Di Amerika Serikat angka kejadian infeksi E. sakazakii yang pernah dilaporkan adalah 1 per 100 000 bayi,meningkat menjadi 9.4 per 100 000 pada bayi dengan berat lahir sangat rendah (<1.5 kg, Bayi prematur, berat badan lahir rendah (kurang dari 2.500 gram) dan penderita dengan gangguan kekebalan tubuh adalah individu yang paling beresiko untuk mengalami infeksi ini. Sedangkan pada anak sehat belum pernah dilaporkan terjadi infeksi bakteri ini. Beberapa hal itulah yang mungkin menjelaskan kenapa sudah ditemukan demikian banyak susu terkontaminasi tetapi belum ada laporan terjadi korban terinfeksi bakteri tersebut. Bayangkan peneliti IPB mendapatkan 14 persen, sedangkan USFDA 13,5 produk susu mengandung bakteri E. sakazakii. Tapi, faktanya tidak ada satupun anak yang Indonesia dilaporkan tercemar bakteri itu. Infeksi bakteri ini sangat jarang dan relatif tidak mengganggu untuk anak sehat.

Banyak alasan dan kebijakan diberbagai sektor,Mungkin mengapa pemerintah tidak mengumumkan tentang merek-merek sufor tersebut. Seperti rekomendasi WHO dan USFDA,Seharusnya pemerintah mengeluarkan rekomendasi bahwa memang susu komersial bukan produk steril.  Hal ini lebih beresiko lebih ringan, karena masyarakat akan lebih waspada dalam pencegahannya. Rekomendasi ini juga merupakan hal yang wajar karena di beberapa negara majupun hal ini sering terjadi. Sebaliknya bila susu bubuk komersial tetap dianggap aman, masyarakat tidak waspada atau lengah dalam proses penyajiannya. Selanjutnya tetap akan berdampak berbahaya pada anak yang kelompok tertentu yang beresiko terinfeksi. Rekomendasi lain yang harus diperhatikan untuk mengurangi resiko infeksi tersebut adalah cara penyajian susu bubuk formula untuk bayi dengan baik dan benar. Pemanasan air di atas 70 derajat Celcius, bakteri yang ada dalam susu akan mati.  Sedangkan pada anak yang berisiko seperti bayi prematur dan anak dengan gangguan fungsi kekebalan tubuh berat direkomendasikan dengan pemberian susu bayi formula cair siap saji sebagai produk komersial steril karena dengan proses pemanasan yang cukup.

Diluar hal tersebut untuk itulah, para ibu disarankan untuk selalu memberikan ASI kepada bayi, bukan susu formula. Seperti yang disampaikan oleh Menteri Kesehatan RI Endang Rahayu Sedyaningsih menanggapi keresahan masyarakat terhadap keamanan susu formula di pasaran. “Kami tidak menganjurkan bayi kurang dari 6 bulan minum susu formula. Harus disusui eksklusif dan diteruskan sampai dua tahun dengan MPASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu),” katanya dalam konferensi pers di Gedung Kemenkominfo Jakarta. Akan tetapi, untuk bayi yang terpaksa mendapatkan susu formula perlu diperhatikan cara penyiapan susus formula yang aman. “Bakteri ini mudah mati dalam suhu 70 derajat selama 15 detik. Karena itu kebersihan alat makan harus diperhatikan,” katanya. Sedangkan tampaknya fenomena ini adalah peringatan Sang Pencipta manusia, bahwa para ibu mulai mengabaikan kehebatan dan keamanan ASI bagi buah hatinya.

Sumber; kompas.health&m&k)

Comments
21 Responses to “Bakteri E-Sakazakii, Susu Formula Dan ASI”
  1. Jual Gula Merah berkata:

    kunjungan pagi.
    serem juga ya pak kalo gak diumumkan susu formula yang terkena bakteri ini… 😦
    btw sudah dilink balik ya pak. thanks 🙂

  2. Garda berkata:

    Pemerintah oh pemerintah

  3. femalebox berkata:

    tulisnya hot banget mbak, sama dengan beita yang beredar. mohon kritik dan saran untuk blog kami ya…silahkan kunjungi blog kami

  4. choirul berkata:

    ASI lebih sehat….

    • maya berkata:

      anakku tetap mengkonsumsi ASI tapi sudah aq compare dengan sufor merk anmum, alhamdulilah anakku tetap montok dan stiap kontrol ke dokter slalu baik hasilnya 🙂

  5. ochie flowery berkata:

    untung bgt susu anakku udah diumumkan ga kena bakteri
    soalnya sejak 2 thn dan selesai ASI eksklusif, anak saya minum susu anmum
    doyan bgt, untung hemat!

  6. arienta berkata:

    iya setelah lepas asi umur sethn anakku aku kasih sufor yg bernutrivit dan irit lag sampe skrg ga masalah malah jarang sakit juga

  7. susan berkata:

    sufor anakku anmum dr umur 2 thn untungnya ga terkontaminasi bakteri sakazaki dan ga masalah sampe sekarang…selain itu juga anmum termasuk irit juga lho saya suka beli kaleng yg 900 gr bisa jd 22 gelas

    • mathilda berkata:

      anakku juga mengkonsumsi anmum semenjak lepas dari ASI sekitar 1 tahun lalu 🙂
      aku memilih sufor anmum karena lebih hemat karena bisa sampai 2-3minggu kalo diselang seling dengan ASI 😀
      dan kandungan nutrisi di dalamnya sudah lengkap 🙂

  8. cynthia berkata:

    emang bener ya bunda kl anmum irit saya suka beli yg 900 gr tp ga pernah ngitung jd berapa gelas yang penting anakku suka dan buat dia tambah pinter dan jarang sakit

    • mathilda berkata:

      bener kok bun soal iritnya 🙂
      soal kandungan nutrisinya juga lengkap banget 🙂
      ga perlu ragu mengkonsumsi anmum 🙂

  9. irene berkata:

    bener sie anmum irit dan bisa home direct juga kok …kalo kehabisa tinggal angkat telp aja

  10. bunda lia berkata:

    isu2 yang beredar belakangan ini membuat kami2 para ibu jadi was2..
    untunglah sufor anak saya tidak terkena bakteri itu..
    sufor hemat dan kandungan gizi yang lengkap membuat saya smakin bahagia melihat pertumbuhan anak saya yang smakin baik dan jarang sakit 🙂

  11. ceuwida berkata:

    untungnya sufor anak saya aman dari bakteri itu….semenjak lepas asi anakku d kasih anmum buat susu formulanya alhamdulillahsehat dan makin pintar

  12. jenny homer berkata:

    susu ku juga untungnya anmum yahh ga masuk daftar susu berbakteri itu… selain aman juga hemat…juga praktis ada layanan antar ke rumah namanya homedirect….

  13. vinavina berkata:

    makanya kita harus hati2 bgt yahh pilih2 makanan dan susu formula buat anak kita…..jgn sampe kejebak yahhh alhamdulillah sufor ku amannn dan bikin anakku ga gampang sakit….. ada nutrivitnya

  14. bimbim berkata:

    ma tanya susu yg ga ada bakteri nya itu susu apa yahh bunda…. saya mau ganti sufor anak saya niiii yg termasuk dlm daftar susu berbakteri

  15. mamamommy berkata:

    @ Bimbim Anak saya sih minum Anmum. Anmum termasuk salah satu susu formula yg tidak berbakteri. Patut di coba deh 🙂

  16. tashamiel berkata:

    wah anak aq jg minum anmum.beneran irit hehee anak aq kuat minum susu pula.untung dia cocok dan suka.dan bebas bakteri tentunya 🙂

  17. page berkata:

    Internet users all over the world can easily distinguish between an article written for humans and write-ups that are produced for the benefit of search engines. If you have a great product that somehow never seems to get the attention that it deserves, it may be that by creating a landing page and a campaign to drive traffic to that page is all you require, rather than a full website build and optimisation of every page on the website. An SEO will also provide ongoing monitoring, rank reports and up to date recommendations.

Tinggalkan komentar

  • Masukkan alamat email Anda untuk berlangganan blog ini dan menerima pemberitahuan tulisan-tulisan terbaru melalui email anda.

    Bergabung dengan 17 pelanggan lain
  • Increase Page Rank